CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Senin, 28 Maret 2011

Mukjizat Nyanyian Seorang Kakak


Kisah nyata ini terjadi di sebuah Rumah Sakit di Tennessee , USA . Seorang ibu muda, Karen namanya sedang mengandung bayinya yang ke dua. Sebagaimana layaknya para ibu, Karen membantu Michael anaknya pertama yang baru berusia 3 tahun bagi kehadiran adik bayinya.
Michael senang sekali akan punya adik. Kerap kali ia menempelkan telinganya diperut ibunya. Dan karena Michael suka bernyanyi, ia pun sering menyanyi bagi adiknya yang masih diperut ibunya itu. Nampaknya Michael amat sayang sama adiknya yang belum lahir itu.
Tiba saatnya bagi Karen untuk melahirkan. Tapi sungguh diluar dugaan, terjadi komplikasi serius. Baru setelah perjuangan berjam-jam adik Michael dilahirkan. Seorang bayi putri yang cantik, sayang kondisinya begitu buruk sehingga dokter yang merawat dengan sedih berterus terang kepada Karen; bersiaplah jika sesuatu yang tidak kita inginkan terjadi.
Karen dan suaminya berusaha menerima keadaan dengan sabar dan hanya bisa pasrah kepada yang Kuasa. Mereka bahkan sudah menyiapkan acara penguburan buat putrinya sewaktu-waktu dipanggil Tuhan. Lain halnya dengan kakaknya Michael, sejak adiknya dirawat di ICU ia merengek terus!
Mami, … aku mau nyanyi buat adik kecil! Ibunya kurang tanggap.
Mami, … aku pengen nyanyi! Karen terlalu larut dalam kesedihan dan kekuatirannya.
Mami, … aku kepengen nyanyi! Ini berulang kali diminta
Michael bahkan sambil meraung menangis. Karen tetap menganggap rengekan Michael rengekan anak kecil. Lagi pula ICU adalah daerah terlarang bagi anak-anak.
Baru ketika harapan menipis, sang ibu mau mendengarkan Michael. Baik, setidaknya biar Michael melihat adiknya untuk yang terakhir kalinya. Mumpung adiknya masih hidup! Ia dicegat oleh suster didepan pintu kamar ICU. Anak kecil dilarang masuk!. Karen ragu-ragu. Tapi, suster…. suster tak mau tahu; ini peraturan!
Anak kecil dilarang dibawa masuk! Karen menatap tajam suster itu, lalu katanya: Suster, sebelum menyanyi buat adiknya, Michael tidak akan kubawa pergi! Mungkin ini yang terakhir kalinya bagi Michael melihat adiknya! Suster terdiam menatap Michael dan berkata, tapi tidak boleh lebih dari lima menit!.
Demikianlah kemudian Michael dibungkus dengan pakaian khusus lalu dibawa masuk ke ruang ICU. Ia didekatkan pada adiknya yang sedang tergolek dalam sakratul maut. Michael menatap lekat adiknya … lalu dari mulutnya yang kecil mungil keluarlah suara nyanyian yang nyaring “… You are my sunshine, my only sunshine, you make me happy when skies are grey …” Ajaib! si Adik langsung memberi respon. Seolah ia sadar akan sapaan sayang dari kakaknya.
You never know, dear, How much I love you. Please don’t take my sunshine away. Denyut nadinya menjadi lebih teratur. Karen dengan haru melihat dan menatapnya dengan tajam dan terus, … terus Michael! teruskan sayang! … bisik ibunya … The other night, dear, as I laid sleeping, I dream, I held you in my hands … dan sang adikpun meregang, seolah menghela napas panjang. Pernapasannya lalu menjadi teratur … I’ll always love you and make you happy, if you will only stay the same … Sang adik kelihatan begitu tenang … sangat tenang.
Lagi sayang! bujuk ibunya sambil mencucurkan air matanya. Michael terus bernyanyi dan … adiknya kelihatan semakin tenang, relax dan damai … lalu tertidur lelap.
Suster yang tadinya melarang untuk masuk, kini ikut terisak-isak menyaksikan apa yang telah terjadi atas diri adik Michael dan kejadian yang baru saja ia saksikan sendiri.
Hari berikutnya, satu hari kemudian si adik bayi sudah diperbolehkan pulang. Para tenaga medis tak habis pikir atas kejadian yang menimpa pasien yang satu ini. Mereka hanya bisa menyebutnya sebagai sebuah therapy ajaib, dan Karen juga suaminya melihatnya sebagai Mujizat Kasih Ilahi yang luar biasa, sungguh amat luar biasa! tak bisa mengungkapkan dengan kata-kata.
Bagi sang adik, kehadiran Michael berarti soal hidup dan mati. Benar bahwa memang Kasih Ilahi yang menolongnya. Dan ingat Kasih Ilahi pun membutuhkan mulut kecil si Michael untuk mengatakan “How much I love you”. Dan ternyata Kasih Ilahi membutuhkan pula hati polos seorang anak kecil “Michael” untuk memberi kehidupan. Itulah kehendak Tuhan, tidak ada yang mustahil bagiNYA bila IA menghendaki terjadi.
Note:
Kadang hal-hal yang menentukan, dalam diri orang lain …
Datang dari seseorang yang kita anggap lemah …
Hadir dari seseorang yang kita tidak pernah perhitungkan …

Jumat, 18 Maret 2011

Sabtu, 12 Maret 2011

Kang Soleh Naik Becak Menuju Syurga


Cerpen Rudi Setiawan
Pada hari penghisaban (penghitunngan atas amal perbuatan manusia) sedang mengantre empat orang manusia dengan berlainan profesi sewaktu masih hidup di dunia.
Manusia pertama bernama Alim, yang konon sewaktu masih hidup di dunia adalah seorang kyai yang sangat terkenal keluasan ilmunya dan kesalehan ibadahnya serta mempunyai ribuan santri.
Manusia kedua bernama Somad, yang mana sewaktu masih hidup di dunia berprofesi sebagai Kepala Desa yang sangat disayangi oleh warganya karena kejujuran dan keadilannya.
Manusia ketiga bernama Badri, dimana sewaktu hidupnya merupaka seorang juragan yang sangat kaya raya serta terkenal pula kedermawanannya dan kemurahan hatinya dalam menolong dan membantu orang-orang yang kesusahan.
Manusia keempat bernama Soleh, yaitu ketika hidupnya adalah merupakan seorang tukang becak yang biasa mangkal di terminal.
Keempatnya sewaktu didunia tinggal di desa yang sama, meskipun bukan tetangga yang saling berdekatan rumahnya.
Dan kebetulan pula kematian merekapun hampir bersamaan waktunya, meskipun dari sebab yang berbeda-beda.
Kyai Alim, meninggal dunia karena sakit sepuh (tua) karena beliau memang ditakdirkan Allah SWT berusia lanjut, hingga kira-kira 95 tahun.
Lurah Somad, meninggal karena terbunuh oleh seorang pesaing politiknya yang iri dengki melihat pengaruh Lurah Somad yang demikian kuat pada semua warganya. Pesaingnya ini merasa dendam akibat dikalahkan sewaktu PILKADES, padahal dia sudah mengelurakan uang demikian banyak untuk menyuap dan membayar penduduk supaya memilihnya.
Haji Badri (demikian biasanya orang menyebutnya), meninggal akibat sakit komplikasi yang membuatnya harus menginap selama sebulan di sebuah rumah sakit ternama di sebuah kota besar ibukota provinsi.
Kang Soleh, meninggal dunia disebabkan karena kecelakaan di jalan raya, dimana sewaktu kang Soleh pulang dari mangkalnya di terminal, ditengah perjalanan sebuah truk tronton dengan kecepatan tinggi menabraknya dari belakang yang mengakibatkan dia tewas seketika di jalan itu.
……………………………….
Ketika itu yang mengantri paling depan adalah Kyai Alim.
Maka berkatalah Malaikat penghitung kepadanya:
“ He fulan, melihat kitab catatan amalmu kamu harus masuk neraka !” demikian Malaikat berkata sambil membentak.
“ Perkenalkan, nama saya Alim, selama hidup saya adalah seorang kyai yang wara’, zuhud dan ‘alim serta selalu mengamalkan dan mengajarkan ilmu saya kepada banyak sekali murid di pesantren saya, seumur hidup saya selalu membaktikan diri saya untuk agama dan umat, kenapa saya mesti masuk neraka ?“ Kyai Alim berupaya memprotes.
“ Iya betul, tetapi dalam setiap amaliyahmu selalu terselip perasaan ujub, kau selalu merasa paling alim, paling wara’, paling zuhud, paling khusyuk, maka kau tak pantas masuk syurga, karena sifat ujub adalah bagian dari kesombongan, tempatmu adalah neraka, maka pergilah kau kesana!”, Malaikat membentak, lalu melemparkannya ke neraka.
Pengantri yang kedua adalah Lurah Somad, yang kemudian dipanggil pula untuk menghadap.
“ He fulan, melihat kitab catatan amalmu kamu harus masuk neraka !” Malaikat berkata kepada Lurah Somad.
“ Lho kok bisa begitu Malaikat ? “ protes Lurah Somad.
“ Padahal selama hidup saya tidak pernah maksiyat kepada Allah, saya selalu menjalankan perintah agama dengan sungguh-sungguh, dan juga sewaktu menjadi Kepala Desa saya selalu bersikap adil, jujur, amanah, mengayomi seluruh rakyat saya, mensejahterakan kehidupan mereka serta menjadikan desa saya adil, makmur dan sejahtera”, jelas Lurah Somad membela diri.
“ Benar Lurah Somad, tetapi perlu kau ketahui bahwa dibalik sikap adilmu dan pengayomanmu kepada rakyatmu karena engkau kepingin terkenal, kepingin masyhur, dan kepingin dipuja-puja oleh rakyatmu, agar melanggengkan kekuasaanmu, sifat seperti ini adalah bagian dari kesombongan, dan kau harus masuk neraka !”, dengan bengis Malaikat berkata, kemudian menyeretnya menuju neraka.
Berikutnya yang datang menghadap adalah Haji Badri.
“ He fulan, melihat kitab catatan amalmu kamu harus masuk neraka !” bentak Malaikat kepada Haji Badri.
“ Mohon maaf Malaikat yang terhormat, mengapa saya harus masuk neraka, dahulu sewaktu masih hidup didunia, saya seorang yang dermawan, hampir seluruh harta saya belanjakan di jalan Allah, untuk berzakat, infaq dan sedekah, pendeknya setiap orang yang membutuhkan uluran tangan saya selalu saya bantu, hutang piutang mereka saya lunaskan, kesulitan mereka saya mudahkan”, Haji Badri mencoba menerangkan.
“ Ketahuilah wahai Haji Badri, semua kedermawananmu itu sia-sia belaka, karena kau menyembunyikan perasaan riya’, pamer dan mengharapkan pujian dari manusia lain, dengan demikian kau telah berbuat kesombongan, maka dari itu tempatmu adalah neraka !”, sambil berkata demikian Malaikat membuang Haji Badri kedalam neraka.
Kemudian datanglah kang Soleh dengan mengendarai becaknya mengantri dihadapan Malaikat.
“ He fulan, melihat kitab catatan amalmu kamu pantas masuk syurga !” Malaikat berkata dengan lembut kepada kang Soleh.
“ Karena dibalik kemiskinannmu kamu tidak berputus asa dari rahmat Allah, kamu selalu bersyukur dan tidak pernah mengeluh, serta semua ibadah yang kamu lakukan dilandasi rasa ikhlas semata-mata kepada Allah, maka dari itu Allah mengganjarmu dengan syurga-Nya “, Malaikat melanjutkan penjelasannya.
“ Terima kasih wahai Malaikat, tetapi saya tidak mau masuk syurga kalau Kyai Alim juga tidak masuk syurga !”, kata kang Sholeh.
“ Lho kenapa ?”, tanya Malaikat.
“ Sebab, saya bisa tahu cara beribadah, saya belajar teori keikhlasan adalah karena saya berguru dan mengaji kepada Kyai Alim, maka saya tidak mau masuk syurga jika guru saya Kyai Alim tidak dimasukkkan ke syurga !”, harap kang Sholeh.
“ Baik, baik, atas kemurahanmu, Kyai Alim boleh masuk syurga bersamamu “, kata Malaikat.
“ Iya tetapi saya tetap tidak mau masuk syurga, jika Lurah Somad tidak masuk syurga “, kang Sholeh menyanggah lagi.
“ Lho ada apa ini ?”, heran Malaikat.
“ Karena berkat keadilan Lurah Somad serta perlindungannya kepada kaum miskin seperti saya, maka saya merasa hidup tentram dan nyaman di desa itu, maka saya mohon agar Lurah Somad bisa masuk syurga bersama saya “, kang Soleh memohon.
“ Boleh, boleh, berkat kemurahanmu pula, Lurah Somad bisa masuk syurga bersamamu “, kata Malaikat.
“ Malaikat boleh tidak aku minta satu permintaan lagi ?”, tanya kang Soleh.
“ Apa permintaanmu selanjutnya ?”, balik tanya Malaikat.
“ Aku minta Haji Badri, dimasukkan syurga pula bersamaku ,” jawab kang Soleh.
“ Apa alasan yang kamu ajukan, mengajak Haji Badri ke syurga bersamamu ?”, kembali Malaikat bertanya.
“ Karena Haji Badri sering kali membantuku jika aku kesulitan, dan harap diketahui wahai Malaikat, bahwa becak yang merupakan saranaku mencari rejeki dengan halal di jalan Allah ini merupakan pemberian dari Haji Badri, demikian harap kiranya Haji Badri dimasukkan syurga bersama saya ,” harap kang Soleh.
“ Baik, baik, sebab kemurahanmu kalian berempat boleh masuk syurga bersama-sama “, demikian Malaikat menutup persidangan empat orang tersebut.
Lalu mereka berempatpun bersama-sama naik syurga dengan membonceng becak kang Soleh, yang kecepatannya melebihi kecepatan cahaya. (Wallaahu A’lam Bishowab)
Doha, 5 October 2010


f

Panggung Jalanan


Oleh: Fandy Hutari
Dahulu, waktu aku masih kecil—setiap menjelang tidur—kakek selalu duduk di sebelah ranjangku yang sudah reot. Dia selalu mendongengkan aku soal pengalamannya di masa muda. Masa di mana dia masih sangat bersemangat dalam mengarungi hidupnya. Kakek adalah seorang seniman teater tradisional: wayang orang. Dia menghidupi almarhum bapak dari berkesenian. Keliling dari panggung ke panggung. Ayahnya kakek juga orang panggung. Kata kakek, buyut aku itu pemain teater yang terkenal di jaman Belanda. Darah seni itu pun mengalir ke tubuh kakek. Tapi, hanya terhenti di kakek. Sebab, bapak tak mau ambil peduli soal masalah kesenian.
Perlu kalian tahu, almarhum bapakku adalah pegawai kantor pos yang hari-harinya banyak dihabiskan di jalanan untuk mengantarkan surat keliling Jakarta. Waktu aku masih duduk di kelas tiga SD, ibu bercerai dengan bapak. Saat itu, aku tidak mengerti masalah orang tua. Aku tak mengerti apa yang ada di otak mereka itu. Menurutku terlalu rumit untuk dipikirkan. Mengapa menikah kalau akhirnya bercerai? Pikirku waktu itu. Namun, kakek pernah bilang, ibu menceraikan bapak karena tidak tahan hidup pas-pasan. Lalu, ibu mengambil keputusan yang membuatku membencinya hingga sekarang. Ia menikah lagi dengan seorang direktur sebuah perusahaan konfeksi dari Surabaya. Setelah kejadian itu, bapak depresi dan sakit-sakitan. Akhirnya malaikat maut menyabut nyawanya saat aku masih duduk di bangku kelas tiga SMP. Kakek bilang, bapak meninggal karena serangan TBC dan kanker otak. Waktu itu, aku pun kurang paham jenis penyakit apa itu.
Sepeniggal bapak dan ibu, aku diurus kakek. Setelah tiga kali berpindah-pindah, sekarang kami menetap di rumah kontrakan kecil di bilangan Kwitang. Sejak kecil, cuma kakek yang paham duniaku. Aku suka membaca dan mencoret-coret catatan di buku tulis. Membuat cerita apapun yang tiba-tiba melintas di kepala. Lalu, kakek mendukungku dengan membelikan buku-buku cerita rakyat, seperti Malin Kundang dan Sangkuriang. Dari sini, aku mantapkan tekad suatu hari nanti akan jadi penulis dongeng. Hanya kepada kakek lah aku berani bercerita soal keinginanku kelak sudah dewasa itu. Dan, kakek mendukungku. Suatu hari, beliau memberiku tiga pesan: jadilah dirimu sendiri, kejarlah cita-cita dan idealismemu sampai ke manapun, dan hidup semata-mata cuma perjuangan. Tiga pesan itu aku ingat. Aku pegang erat-erat... ***
Aku salut sama kakek. Kakek berhasil membiayai pendidikanku sampai aku lulus SMA. Setelah itu, aku tak melanjutkan ke bangku kuliah. Sebenarnya keinginan untuk melanjutkan ada, tapi terbentur masalah klise: biaya. Namun, aku berharap suatu hari nanti, aku bisa melanjutkan pendidikanku. Tentu dengan hasil keringatku kelak.
Entah uang darimana kakek bisa menanggung biaya sekolahku itu, karena setahuku waktu aku duduk di bangku kelas satu SMA, dia sudah vakum dari dunia panggung. Ya, di Jakarta ini hiburan panggung yang menyajikan kesenian tradisional dari waktu ke waktu semakin ditinggali orang. Mungkin secara tidak langsung ini imbas dari semakin berkembangnya teknologi. Orang enggan meluangkan waktu untuk sekadar menonton pertunjukan wayang orang. Mereka lebih baik mengisi waktu senggang ke tempat-tempat hiburan yang hanya mementingkan hura-hura saja, seperti cafe, mal, bioskop, atau taman hiburan. Terakhir, aku lihat kakek manggung bersama rombongan ‘rentanya’ di kampung dekat sini, saat diundang untuk mengisi acara hajatan. Aku lihat, penonton sangat sepi. Bisa kuhitung dengan jariku. Namun, mereka tetap total bermain di atas panggung. Menjilati getirnya tatapan sinis penonton yang semakin gagu akan seni tradisi bangsa sendiri. Tak lama setelah itu, rombongan wayang orang kakek pun bubar. Punah ditelan mentah-mentah oleh congkaknya jaman. Beberapa anggotanya juga sudah ada yang meninggal dunia. Semenjak rombongannya bubar, aku sering melihat kakek keluyuran dari pagi sampai malam. Entah ke mana. Jika aku tanya, hingga kini mulutnya masih dikunci rapat-rapat. ***
Sekarang, aku sudah menjadi cerpenis. Ya, walaupun hanya cerpenis kacangan yang tidak dikenal orang. Namun, lumayan, aku sudah bisa menghasilkan uang sendiri. Lagi pula aku tak peduli dengan popularitas. Aku kan bukan selebritis. Meskipun aku hanya tamatan SMA, aku tidak minder untuk menceburkan diri ke dunia yang aku sukai ini. Toh semua orang bisa jadi penulis kan? Tak peduli dia sarjana, tukang becak, anak kecil, kuli bangunan, guru, atau profesor, semuanya punya bakat menulis jika benar-benar diasah dengan baik. Hampir setiap minggu honor mengalir dari beberapa media yang sudah menjadi langganan cerpenku. Sebenarnya, sekarang kakek tak perlu khawatir soal masa depanku. Aku juga mampu membayar sewa rumah ini dengan honorku. Juga tambahan dari berjualan majalah bekas di perempatan lampu merah Senen. Dari honor yang kusisihkan, aku bisa membangun kios majalah kecil berbahan dasar papan. Di pinggir kiri-kanan kiosku juga ada beragam tempat usaha, mulai dari penjual buku-buku bekas dan majalah seperti aku, jasa pembuatan kunci duplikat, servis komputer, sampai penjual pulsa telepon seluler. Sekarang aku bisa mandiri. Harusnya kakek dapat bersantai-santai di rumah. Tidur atau menonton televisi 14 inchi yang kami punya. Tapi, aku heran, kenapa kakek di hari-hari tertentu masih sering ke luar rumah dari pagi sampai sore.
“Mau ke mana, kek?” tanyaku, hampir setiap kali saat aku lihat dia ingin ke luar rumah dengan  gembolan kain di pundaknya. “Ah, ada urusan sebentar...” jawabnya, langsung ngeluyur ke luar rumah. Selalu itu jawabannya.
Semenjak aku lulus SMA, pasti pukul 09.00 WIB, setiap hari Rabu, Sabtu, dan Minggu, kakek ke luar rumah membawa gembolan. Dulu, waktu aku belum lulus—hampir setiap pagi berbarengan dengan kepergianku ke sekolah—kakek selalu ke luar membawa gembolan. Sekarang—seperti sudah diatur sedemikian rupa—setiap kakek ke luar, aku selalu sedang sibuk membereskan majalah-majalah bekas yang akan dijual nanti di perempatan. Sebelum matahari berada tepat di atas ubun-ubun, aku berangkat ke perempatan jalan, membawa tas gemblok yang berisi majalah-majalah bekas. Menjajakan bahan bacaan ke setiap orang yang melewati kiosku yang cuma sepetak, berbentuk kotak. ***
“Hei, Sat, belum beres-beres nih?” tanya Radit, pengamen jalanan yang juga teman curhatku di sini.
Aku yang sedang membaca di dalam kios, lalu menghampiri dia yang berdiri di depan kiosku. “Belum. Masih sore lah. Sebentar lagi. Duduk, Dit,” sahutku, seraya duduk di bangku panjang depan kios.
Radit pun duduk di sebelahku. Gitarnya ditaruh di pangkuan pahanya. Dagunya ditopang di gitarnya. “Gimana ngamen hari ini?” tanyaku kepada pemuda urakan berpakaian serba hitam ini. “Yah, lumayan, Sat. Dapet dua puluh ribu mah,” jawabnya, diiringi senyum yang dipaksakan. Wajahnya lalu tertunduk. Aku merasakan tarikkan napasnya yang panjang-pendek.
Kami terdiam. Ada jeda di sini. Radit mengamati tanah yang dipijak oleh sandalnya. Aku memerhatikan wajah lesunya. Aku kenal Radit dari SMP. Dulu dia teman sebangkuku, sebelum akhirnya tak melanjutkan pendidikan ke SMA. Bapaknya kena PHK, dan habis itu hancurlah pendidikan dia. Kebalikan dari aku, ibunya meninggal saat melahirkannya. Setelah di PHK, bapaknya merantau ke Lampung. Dan, hingga kini bapaknya tak kunjung pulang. Radit hanya diasuh oleh tantenya yang cuma penjual lontong sayur. Menurutku, Radit hebat. Di tengah hidupnya yang serba rumit dan sulit melebihi hidupku, dia masih sanggup untuk bertahan. Dia mampu mencari uang sendiri sejak putus sekolah. Aku akui, dia memang berbakat di musik. Waktu SMP dulu, dia sering dikirim sekolah kami untuk ikut perlombaan menyanyi atau bermain musik antarsekolah se-Jakarta. Walaupun belum pernah juara, tapi toh kemampuannya itu sudah dilirik oleh guru-guru di sekolah kami. Jika digelar pentas seni di sekolah, Radit pun kerap bernyanyi dan bermain gitar di atas panggung. Saat ini, jalanan bagi Radit adalah sebuah panggung.
“Udah laku berapa, Sat? Sat...Satrio...Sat!!!” Teriaknya tepat di telinga kananku. Aku terperanjat. Hampir saja jatuh dari bangku ini. Seketika itu juga lamunanku pun buyar. “Eh...Hehe. Sori, ngelamun tadi. Baru aja kebeli sepuluh,” jawabku kikuk. “Lumayan lah...” tambah Radit. “Alhamdulillah...”
Hari semakin gelap. Siraman sinar senja perlahan-lahan tergantikan oleh cahaya lampu jalanan. Radit pun kembali ke jalanan: mengamen. Ya, aku lihat lalu lintas padat. Orang-orang yang bekerja, pulang di waktu yang hampir bersamaan. Kendaraan mereka tumplek jadi satu di jalanan. Bagi Radit, macet merupakan ladang uang. Aku menutup kios. Membawa beberapa majalah ke rumah, juga hasil jerih payah hari ini.
Ketika adzan Maghrib berkumandang, aku sudah sampai di rumah. Dan, saat membuka pintu rumah, aku selalu dan selalu menjumpai kakek tertidur di bangku ruang tamu. Selalu memergokinya dengan guratan wajah yang tampak kelelahan sekali. Selalu menjumpai gembolannya digeletakkan begitu saja di bawah. Tepat di dekat kakinya yang kurus. Tapi, belum pernah sekalipun aku lancang membuka isi gembolan kain itu tanpa sepengetahuannya. Di rumah, seperti biasa, aku akan makan dan beristirahat sebentar. Lalu  mengetik cerpen sebelum terlelap. ***
Hari ini begitu semarak dibanding hari kemarin. Anak-anak di lingkunganku terlihat sibuk mempersiapkan diri mereka untuk berlomba. Kemudian di antara mereka berlari menghambur bagaikan daun kering yang diembus angin. Mereka melewatiku yang tengah melangkah menuju kios. Bendera merah-putih pun menancap di setiap sudut. Menghiasi halaman-halaman rumah yang aku lewati. Rangkaian bendera merah-putih berukuran mini juga melintang di atas kepalaku. Dijejerkan dengan tali yang saling mengait. Ya, benar, sekarang 17 Agustus. Itu berarti pesta memperingati hari kemerdekaan digelar di mana-mana. Mereka sibuk menggelar perlombaan, acara musik, serta upacara. Sedangkan aku—seperti biasanya—harus kembali ke kios untuk berjualan majalah. Untuk mencari nafkah.
Waktu merambat cepat. Sampai menjelang siang, orang-orang hanya hilir mudik melewati kiosku. Ada juga beberapa yang cuma membaca-baca saja majalah yang aku pajang menghadap jalan. Sesekali aku menyaksikan konvoi kendaraan yang dominan warna merah-putihnya. Ada pula iring-iringan karnaval yang sebagian besar terdiri atas anak-anak. Ramai sekali. Aku masih duduk sendirian di dalam kios. Memerhatikan mereka yang penuh semangat dan rona wajah gembira.
“Sat...Satrio! Ada air nggak lo?” tiba-tiba Radit mengaggetkanku dengan teriakannya itu.   Dia terlihat panik sekali sembari memapah seorang bapak tua. Dengan tergesa-gesa dia langsung duduk di bangku panjang depan kios. “Ada...ada. Kenapa?” tanyaku, keluar menghampirinya. Aku perhatikan, bapak tua yang dipapahnya tadi terlihat sangat kelelahan. Seperti habis berlari jauh sekali. Keringat mengucur dari pipinya yang kurus dan keningnya yang mengeriput. “Cepet, bapak ini butuh air!” perintah Radit, “Dia habis dikejar-kejar preman karena nggak mau ngasih duit hasil ngamennya tadi,” lanjutnya dengan napas yang masih tersengal-sengal.
Segera aku masuk kembali ke dalam kios. Menuangkan air bening dari botol plastik minuman mineral ukuran satu liter ke dalam gelas plastik yang selalu kusiapkan di sini. “Ini...” kataku, menyerahkan air di gelas plastik itu kepada Radit.
Lelaki tua berbalut make-up tebal berwarna putih kombinasi hitam di alis dan jidatnya, serta merah di pipi kanan-kirinya—mirip wajah punakawan—itu langsung menenggak habis air yang kubawakan tadi, tak tersisa. Bapak tua ini juga mengenakan kostum layaknya seniman wayang orang begitu. Ada pula sehelai selendang berwarna hijau yang melilit di lehernya. “Gimana kejadiannya, Dit?” tanyaku penasaran.
Aku perhatikan wajah si bapak tua itu. Namun, dia seperti mengacuhkan pandanganku. Memalingkan muka sebisa-bisanya. Aku tak bisa mengenali wajahnya, sebab terbungkus make-up putih itu. Tapi melihat bentuk tubuhnya, sepertinya aku mengenalinya.
“Habis ngamen, bapak ini istirahat di depan kios rokok. Terus duitnya diminta sama Kang Juned dan temen-temennya. Kang Juned preman perempatan lampu merah depan mal sana, Sat. Tapi dia nolak. Terus dia mau dipukuli sama mereka kalo nggak ngasih duitnya. Gua ngeliat kejadiannya. Terus gua papah aja dia untuk lari. dan, langsung aja gua bawa ke sini. Tadinya dia nolak untuk gua bawa ke sini...” cerocos Radit. “Lho, kenapa nolak?” aku penasaran. Dahiku menaik. “Nggak tau...” jawab Radit. “Ya udah istirahat dulu aja...” kataku memberi senyum kepada bapak naas itu. Tapi, lagi-lagi dia menghindari tatapanku. “Bapak ini udah gua anggap bapak gua sendiri, Sat. Kasian. Dia udah tua, tapi masih banting tulang untuk cucunya. Untuk hidupnya. Dia jadi badut-badutan di perempatan lampu merah depan mal sana tuh,” ujar Radit menunjuk ke arah utara dari kami, “Menari-nari di setiap mobil yang berhenti. Katanya, dia ngurus cucunya setelah cucunya itu hidup sendirian. Bapaknya udah meninggal dunia katanya. Terus ibunya udah nikah lagi sama orang Jakarta...” celoteh Radit dengan raut muka memelas.
Aku lalu duduk di sebelah bapak tua itu. Melihat dalam-dalam wajahnya. Dia menunduk. Aku memerhatikannya lebih dekat. Lebih dekat. Lebih dekat hingga hampir saja dia tercium olehku. “Heh, kenapa, Sat? Lo ngeliat Pak Darta gitu banget?” tegur Radit.   “Pak Darta? Kakek?!” tebakku. Dia masih diam dan tertunduk. “Ini kakek kan? Kenapa sih kakek pake nyari duit di jalanan segala?” aku mendesaknya untuk berkata,”Aku kan udah bisa nyari duit buat kakek,” lanjutku terus menatap wajahnya yang dilipat itu. Tak lama, wajahnya diangkat. Dia balik memandangku. Mata kami bertabrakan. “Iya, Satrio, ini kakek...” jawabnya seperti berbisik. Aku terperanjat. Hampir saja aku marah, karena kakek berbuat begini demi aku. “Kenapa kakek nyari duit begini?” tanyaku lagi.      Emosi di dada aku redam dalam-dalam. Aku berusaha berkata lembut demi kakek. Demi orang yang aku cintai ini. “Maaf, Satrio, kakek nggak berani bilang sama kamu. Selama ini kakek menghidupimu dari panggung jalanan. Demi cita-cita kamu yang pingin jadi penulis hebat, Satrio. Maaf, kakek takut nanti kamu malu sama teman-temanmu. Sampai sekarang kakek pingin mandiri. Nggak mau ngerepotin Satrio yang berusaha nulis untuk cita-cita kamu itu,” jawabnya.
Aku pandang matanya yang berkaca-kaca. Seperti ingin menangis, tapi dia tahan. Bodohnya aku yang tidak tahu pekerjaan kakek selama ini. Bodohnya aku yang membiarkannya menghidupi diri sendiri di jalanan. Spontan aku memeluknya erat-erat. Aku merasa, seperti sudah lama sekali tidak berjumpa dengan kakek. Seperti melepaskan kerinduan yang amat dalam. Air mata kami pun tumpah seketika. Radit masih terdiam dalam duduknya. Memerhatikan kami.
“Pak Darta kakek lo, Sat?” tanya Radit sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Aku tak membalas pertanyaannya. Begitu juga kakek. Kami larut dalam suasana haru. Menurutku, ini adalah hadiah yang sangat istimewa di hari kemerdekaan. Aku mengetahui perjuangannya menghidupi dan menanggung seluruh biaya pendidikanku hingga aku lulus. Aku menarik satu hikmah dari perjuangan kakek. Dia menuntut aku untuk terus berjuang demi menggapai cita-cita dan menghidupi diri. Kakek, aku mencintai pengorbananmu. Aku akan selalu pegang tiga pesanmu: jadilah dirimu sendiri, kejarlah cita-cita dan idealismemu sampai ke manapun, dan hidup semata-mata cuma perjuangan. Sampai kapan pun...Aku janji.

Kamis, 10 Maret 2011

10 Kualitas Pribadi yang Disukai


Ketulusan
Ketulusan menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi. Orang yang tulus selalu mengatakan kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura- pura, mencari-cari alasan atau memutarbalikkan fakta. Prinsipnya “Ya diatas Ya dan Tidak diatas Tidak”. Tentu akan lebih ideal bila ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi dengan kecerdikan seekor ular. Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi keluguan yang bisa merugikan diri sendiri.
Kerendahan Hati
Berbeda dengan rendah diri yang merupakan kelemahan, kerendah hatian justru mengungkapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang
yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa
membuat orang yang diatasnya merasa oke dan membuat orang yang di bawahnya
tidak merasa minder.
Kesetiaan
Kesetiaan sudah menjadi barang langka & sangat tinggi harganya. Orang yang setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak suka berkhianat.
Positive Thinking
Orang yang bersikap positif (positive thinking) selalu berusaha melihat segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang lain, lebih suka bicara mengenai harapan daripada keputusasaan, lebih suka mencari solusi daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dan sebagainya.
Keceriaan
Karena tidak semua orang dikaruniai temperamen ceria, maka keceriaan tidak harus diartikan ekspresi wajah dan tubuh tapi sikap hati. Orang yang ceria adalah orang yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu berusaha meraih kegembiraan. Dia bisa mentertawakan situasi, orang lain, juga dirinya sendiri. Dia punya potensi untuk menghibur dan mendorong semangat orang lain.
Bertanggung jawab
Orang yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya. Ketika mengalami kegagalan, dia tidak akan mencari kambing hitam untuk disalahkan. Bahkan kalau dia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan menyalahkan siapapun. Dia menyadari bahwa dirinya sendirilah yang bertanggung jawab atas apapun yang dialami dan dirasakannya.
Percaya Diri
Rasa percaya diri memungkinkan seseorang menerima dirinya sebagaimana adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang lain. Orang yang percaya diri mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Dia tahu apa yang harus dilakukannya dan melakukannya dengan baik.
Kebesaran Jiwa
Kebesaran jiwa dapat dilihat dari kemampuan seseorang memaafkan orang lain.
Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci
 dan permusuhan. Ketika menghadapi masa- masa sukar dia tetap tegar, tidak membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.
Easy Going
Orang yang easy going menganggap hidup ini ringan. Dia tidak suka membesar-besarkan masalah kecil. Bahkan berusaha mengecilkan masalah-masalah besar. Dia tidak suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khawatir dengan masa depan. Dia tidak mau pusing dan stress dengan masalah-masalah yang berada di luar kontrolnya.
Empati
Empati adalah sifat yang sangat mengagumkan. Orang yang berempati bukan saja pendengar yang baik tapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang lain. Ketika terjadi konflik dia selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua belah pihak, tidak suka memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri. Dia selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.
Artikel dikutip dari Kartu Pintar produksi Visi Victory Bandung


Kisah Cinta Seorang Anak..


(ditulis oleh Cristine Wili)
cinta anakDua puluh tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki,
wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Sam, suamiku,
memberinya nama Eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini
memang agak terbelakang. Saya berniat memberikannya kepada orang lain
saja.

Namun Sam mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa saya
membesarkannya juga. Di tahun kedua setelah Eric dilahirkan saya pun
melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Saya
menamainya Angelica. Saya sangat menyayangi Angelica, demikian juga
Sam. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan dan
membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah.

Namun tidak demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa
stel pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu
melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu
menuruti perkataan saya. Saat usia Angelica 2 tahun, Sam meninggal
dunia. Eric sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi
semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk. Akhirnya saya
mengambil tindakan yang akan membuat saya menyesal seumur hidup. Saya
pergi meninggalkan kampung kelahiran saya beserta Angelica. Eric yang
sedang tertidur lelap saya tinggalkan begitu saja. Kemudian saya
tinggal di sebuah gubuk setelah rumah kami laku terjual untuk membayar
hutang. Setahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun.. telah berlalu sejak
kejadian itu.

Saya telah menikah kembali dengan Brad, seorang pria dewasa. Usia
Pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Brad, sifat-sifat
buruk saya yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah
sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang. Angelica telah
berumur 12 tahun dan kami menyekolahkan dia di asrama putri sekolah
perawatan. Tidak ada lagi yang ingat tentang Eric dan tidak ada lagi
yang mengingatnya.

Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu seperti
sebuah film yang diputar dikepala saya. Baru sekarang saya menyadari
betapa jahatnya perbuatan saya dulu.tiba-tiba bayangan Eric melintas
kembali di pikiran saya. Ya Eric, Mommy akan menjemputmu Eric. Sore
itu saya memarkir mobil biru saya di samping sebuah gubuk, dan Brad
dengan pandangan heran menatap saya dari samping. “Mary, apa yang
sebenarnya terjadi?”

“Oh, Brad, kau pasti akan membenciku setelah saya menceritakan hal
yang telah saya lakukan dulu.” aku menceritakannya juga dengan
terisak-isak. Ternyata Tuhan sungguh baik kepada saya. Ia telah
memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian. Setelah tangis
saya reda, saya keluar dari mobil diikuti oleh Brad dari belakang.
Mata saya menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari
hadapan saya. Saya mulai teringat betapa gubuk itu pernah saya
tinggali beberapa bulan lamanya dan Eric.. Eric…

Namun saya tidak menemukan siapapun juga di dalamnya. Hanya ada
sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah. Saya mengambil seraya
mengamatinya dengan seksama… Mata mulai berkaca-kaca, saya mengenali
potongan kain tersebut sebagai bekas baju butut yang dulu dikenakan
Eric sehari-harinya. Saya sempat kaget sebab suasana saat itu gelap
sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian kotor.
Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali saya tersentak kaget manakala
ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau.

“Heii…! Siapa kamu?! Mau apa kau kemari?!”
Dengan memberanikan diri, saya pun bertanya, “Ibu, apa ibu kenal
dengan seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sini?”

Ia menjawab, “Kalau kamu ibunya, kamu sungguh tega, Tahukah kamu, 10
tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, Eric terus
menunggu ibunya dan memanggil, ‘Mommy…, mommy!’ Karena tidak tega,
saya terkadang memberinya makan dan mengajaknya tinggal Bersama saya.
Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemulung sampah,
namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan
yang lalu Eric meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis
setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu…”

Saya pun membaca tulisan di kertas itu…
“Mommy, mengapa Mommy tidak pernah kembali lagi…? Mommy marah sama
Eric, ya? Mom, biarlah Eric yang pergi saja, tapi Mommy harus berjanji
kalau Mommy tidak akan marah lagi sama Eric. Bye, Mom…”

Saya menjerit histeris membaca surat itu. “Bu, tolong katakan…
katakan di mana ia sekarang? Saya berjanji akan meyayanginya sekarang!
Saya tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan..!!”

Brad memeluk tubuh saya yang bergetar keras.
“Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Eric
telah meninggal dunia. Ia meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya
sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan
di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut
apabila Mommy-nya datang, Mommy-nya akan pergi lagi bila melihatnya
ada di dalam sana… Ia hanya berharap dapat melihat Mommy-nya dari
belakang gubuk ini… Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang
lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya di sana.”



Senin, 07 Maret 2011

Samudra Baru Tengah Mebelah Afrika

NASA/GSFC/METI/ERSDAC/JAROS, and U.S./Japan ASTER Science Team
Retakan di Afar, Afrika.
KOMPAS.com — Para geolog yang melakukan penelitian di wilayah Afar, Etiopia, mengatakan bahwa 10 juta tahun lagi samudra baru akan terbentuk. Samudra itu akan memecah Afrika menjadi dua bagian.
Proses terbentuknya samudra baru sebenarnya telah dimulai dari tahun 2005 lalu. Saat itu, retakan sepanjang 60 kilometer terbentuk di Etiopia. Dalam jangka waktu 10 hari saja retakan sudah melebar hingga 8 meter. Perkembangan retakan ini cukup mengejutkan karena secara teori, dalam kondisi normal, retakan selebar itu baru bisa tercapai dalam 230 tahun.
Retakan tersebut disebabkan oleh dorongan batuan lunak dan panas dari perut bumi. Menurut para ilmuwan, adanya dorongan dari dalam menyebabkan permukaan bumi retak. Dalam kurun waktu 5 tahun belakangan diketahui bahwa retakan terus melebar.
Sejauh ini, erupsi yang terjadi di bawah tanah masih terus berlangsung. Akibatnya, pada akhirnya wilayah Etiopia dan Somalia akan terpisah dari Benua Afrika. Ketika dua wilayah terpisah, akan terbentuk selat yang kemudian berkembang menjadi laut dan pada akhirnya samudra.
"Hasil retakan akan memisah semakin jauh. Bagian selatan Etiopia dan Somalia akan terpisah, menciptakan pulau baru. Dan, kita akan memiliki Afrika kecil dan pulau besar lainnya yang terapung di Samudra Hindia," kata James Hammond, seismolog Universitas Bristol yang meneliti Afar.
Dr Tim Wright dari Universitas Oxford di Inggris mengatakan, "Ini hal yang sangat luar biasa." Sebelumnya, ketika menemukannya pada tahun 2005, ia mengatakan, "Retakan ini akan terhubung dengan Laut Merah sehingga bisa terisi air dan membentuk samudra."
Sumber :

Fenomena "Api Terjun" Setinggi 600 Meter

Melihat air terjun mungkin sudah hal biasa. Namun, bagaimana dengan "api terjun"? Inilah fenomena unik yang bisa dilihat di Horsetail Falls di Yosemite National Park, California. Api terjun itu terdapat di gugusan pegunungan Sierra Nevada, sebelah barat Danau Tahoe, memiliki ketinggian 2.000 kaki atau sekitar 600 meter.
"Api terjun" pada dasarnya merupakan air terjun, tetapi unik karena mendapatkan ekspos sinar matahari senja sehingga berkilauan kuning keemasan. Peristiwa ini sangat langka dan cuma beberapa hari dalam setahun, biasanya di bulan Februari, sinar matahari akan menyorot air terjun, menciptakan cahaya oranye bak api yang memukau.
Fenomena api terjun paling tepat disaksikan pukul 17.30 waktu setempat. Saat itu, cahaya matahari senja tepat menyinari batuan di sekitar air terjun. Di situlah keajaiban alam terjadi dan iluminasi natural tercipta. Namun, hal tersebut sulit disaksikan sebab memang merupakan salah satu fenomena alam yang paling jarang.
Josh Anon, warga San Fransisco, berhasil mengabadikan fenomena "api terjun" itu. "Jika jumlah air cukup dan langit cukup cerah untuk mendapat cahaya matahari senja, matahari akan ada pada sudut yang tepat untuk menyinari air dan membuatnya bersinar," katanya.
Ia mengatakan, sulit untuk mendapat kesempatan menyaksikannya. "Ketika surya mulai tenggelam, air bersinar sedikit dan berwarna kuning. Kemudian, secara tiba-tiba air bersinar dan tampak seperti lava," kata Anon.
Yosemite National Park yang merentang sepanjang 3.000 kilometer menarik 3,5 juta wisatawan tiap tahunnya. Api terjun adalah salah satu pesonanya. Api terjun bisa dicapai dengan mendaki ke arah utara Twin Bridge lewat rute 50 AS.

Hubble Tangkap Citra "Bayi" Bintang

Galaksi NGC 2841 dalam citra yang diambil Teleskop Ruang Angkasa Hubble. Galaksi ini memiliki formasi bintang yang relatif rendah dibanding galaksi spiral lain. NGC 2841 adalah salah satu galaksi dekat galaksi kita yang dipilih dalam penelitian mengenai jenis lingkungan pembentukan bintang.
KOMPAS.com — Teleskop antariksa Hubble berhasil menangkap citra bintang muda yang terbentuk di galaksi spiral bernama MGC 2841. Galaksi tersebut terletak di konstelasi Ursa Major, berjarak sekitar 36 juta tahun cahaya dari Bumi.
Citra tersebut ditangkap dengan empat filter berbeda pada Wide Field Camera 3 (WCF3) yang terdapat di teleskop Hubble. Panjang gelombang yang digunakan ada pada kisaran sinar ultraviolet, cahaya tampak, dan mendekati sinar inframerah.
Dalam citra tersebut, cahaya bintang paling terang tampak di bagian tengah galaksi. Sementara itu, yang membentuk spiral keluar adalah debu yang menjadi siluet limpahan bintang paruh baya.
Citra juga menunjukkan bintang-bintang muda yang terlihat berwarna biru. Sementara itu, yang sedikit samar adalah emisi nebula yang tampak berwarna merah jambu, menandakan "bayi" bintang yang baru saja lahir.
Jumlah bintang muda di galaksi ini cukup banyak, tetapi di sedikit tempat saja gas hidrogen memacu terbentuknya bintang. Tampaknya bintang-bintang muda yang ada menghentikan proses pembentukan bintang lebih lanjut di area mereka lahir.
Citra NGC 1841 merupakan bagian dari studi untuk memahami dan mengidentidikasi proses pembentukan bintang di semesta. Para ilmuwan mengobservasi beragam lingkungan pembentukan bintang untuk menjawab beberapa pertanyaan kunci.  
Contohnya, ilmuwan berusaha menjawab bagaimana karakter lingkungan pembentukan bintang bervariasi berdasarkan komposisi dan massa jenis gas. Ilmuwan juga berupaya menjawab apa yang memicu pembentukan bintang.
Ilmuwan mengatakan, pemicu pembentukan bintang belum begitu jelas pada tipe galaksi seperti NGC 2841. Dikatakan, NGC 2841 termasuk tipe galaksi flocculent spiral, salah satunya terlihat dari lengan spiral yang pendek.
Astronom saat ini menggunakan WCF3 untuk mempelajari wilayah pembentukan bintang. Target observasi adalah gugusan (cluster) bintang dan galaksi serta tingkat kelahiran bintang di galaksi aktif seperti Messier 82 hingga galaksi kurang aktif seperti NGC 2841.
WCF3 dipasang di teleskop Hubble sejak tahun 2009. Sementara Hubble adalah proyek bersama NASA dan ESA yang diluncurkan tahun 1990. Teleskop Hubble telah direparasi sebanyak lima kali dan diperkirakan tetap kuat hingga 2014.
Sumber :

Struktur Mata Manusia Mirip Planet

Foto yang diambil Suren Malveyan memperlihatkan lekukan jelas di sekitar pupil mata. Ia tak menjelaskan bagaimana cara mengambil foto ini.

KOMPAS.com - Ketika memandang mata orang atau pasangan, semuanya akan tampak sama saja. Tapi, ternyata struktur mikroskopik dari mata setiap orang tampak berbeda satu sama lain. Yang lebih mengejutkan, strukturnya ternyata menyerupai planet.
Lihat saja foto struktur mikroskopik mata yang diambil oleh seorang guru fisika bernama Suren Manvelyan. Foto-foto yang diperlihatkannya menunjukkan bahwa pinggiran bagian hitam mata setiap orang memiliki kerutan yang berbeda menyerupai permukaan planet Mars atau sejenisnya.
Manvelyan yang berasal dari Yerevan, Armenia mengatakan, "Saya tidak menyangka bahwa strukturnya sedemikian rumit. Kita melihat mata ratusan orang, tapi kita tidak menyadari bahwa strukturnya sangat cantik, seperti planet."
Dalam mengambil fotonya, Manvelyan memfokuskan pada bagian mata iris mata yang berfungsi mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke mata serta pupil, bagian yang dikaitkan dengan iris oleh otot.
Struktur mata yang dipamerkan dalam foto-foto Manvelyan bertajuk 'Your Beautiful Eyes' adalah milik murid, teman dan koleganya. Tentang teknik pengambilan gambarnya, Manvelyan mengatakan, "Proses pengambilannya menjadi rahasia saya."
Selain menjadi guru, Manvelyan sejak usia 16 tahun telah bereksperimen dengan fotografi. Kini, ia juga menjadi salah satu fotografer di Yerevan Magazine, media lifestyle orang Armenia di Kanada.

Ular Dulunya Berkaki



MARS TURNERFosil Eupodophis descouensi yang memperlihatkan struktur kaki.
Ular ternyata dulu berkaki. Hal itu diketahui setelah ilmuwan mempelajari fosil ular berusia 95 juta tahun yang ditemukan tahun 2000 di Desa Al-Nammoura, Lebanon.
Berbeda dengan tulang kaki depan yang terlihat jelas, para peneliti harus menggunakan sinar X dan pencitraan resolusi tinggi tiga dimensi (3D) untuk bisa melihat tulang kaki belakang yang tersembunyi dalam fosil batuan.
Menurut Journal of Vertebrate Paleontology yang dikutip BBC, Selasa (8/2/2011), pertumbuhan kaki ular Eupodophis descouensi kian lambat hingga akhirnya hilang.
Para peneliti Museum Nasional d’Histoire Naturelle, Perancis, hanya menemukan tulang bagian pergelangan kaki. "Bisa jadi pergelangan kaki atau bagian kaki lain patah atau hilang seiring perjalanan waktu," kata Alexandra Houssaye dari museum itu.
Dari bukti-bukti yang ada, ular mulai kehilangan kakinya sekitar 150 juta tahun lalu. (BBC/LUK

10 Perilaku Membuat Cepat Tua


Operasi plastik mungkin cara tercepat untuk kembali muda dan sehat. Namun, itu bukan satu-satunya cara. Jika bisa mengoreksi perilaku yang tidak sehat itu, Anda dapat menahan laju jam penuaan.
Berikut ini 10 perilaku tidak sehat yang disebut para ahli anti-aging membuat cepat tua.
1.    Sering mengalami stres
Sejak zaman batu telah dikenal sering mengalami stres menjadikan tubuh sakit-sakitan. Elissa S. Epel, PhD, profesor psikiatri dari University of California di San Francisco, AS, memiliki bukti tingkat sel yang membuktikan bahwa stres berlebih memicu penuaan dini sistem kekebalan tubuh. Ibu anak-anak yang menderita sakit kronis ditemukan mengalami penuaan dini sel yang paling ekstrem.
Bagaimana cara mengatasinya? “Langkah pertama adalah menyadari bahwa Anda sedang stres dan memperhatikan tanda-tandanya seperti jantung berdebar-debar atau berkeringat,” jawab Epel. Cara singkat mengatasinya adalah melakukan pernapasan dalam yang sering disebut pernapasan diafragma. Cara jangka panjang adalah melakukan hal-hal menyenangkan yang mengurangi stres seperti berkebun, menyanyi, atau hobi menyenangkan lainnya.
2.    Minum terlalu banyak alkohol
Minum satu atau dua gelas alkohol dapat menurunkan risiko kematian karena sakit jantung. Demikian yang ditulis oleh American Journal of Epidemiology. Wanita disarankan membatasi minuman ini hanya satu gelas sehari, sedangkan lelaki cukup dua gelas karena lebih dari itu malah menaikkan risiko terkena stroke, kanker lever, tenggorokan, dan payudara.
3.    Kurang gerak
“Sebagian besar dari kita mengalami kecanduan kurang gerak,” kata William J. Evans, PhD, profesor kedokteran geriatrik, nutrisi, dan fisiologi dari University of Arkansas for Medical Sciences di Little Rock. Tahukah Anda, sedikit tambahan aktivitas itu dapat memperpanjang usia kita, mengurangi risiko kelebihan berat badan, stres, dan bahkan mengusir jauh-jauh penyakit alzheimer. Langkah pertama memulai gerak adalah memutuskan untuk jadi lebih aktif, misalnya parkir mobil agak jauh atau naik tangga ketimbang lift. Kalau ada waktu dan kesempatan lakukan aktivitas seperti jalan kaki selama 30 menit atau lebih lima kali seminggu.
4.    Terlalu banyak lemak jenuh
Lemak jenuh terdapat dalam daging merah, daging putih, susu, dan mentega dapat meningkatkan kolesterol jahat dan kolesterol total, sehingga membuat diri Anda berisiko kena penyakit jantung. Pilih lemak bagus yang terdapat dalam minyak zaitun seperti yang biasa diasup orang Perancis, Italia, dan di daerah seputar Laut Mediterania. Jaga agar asupan lemak jenuh tak lebih dari 10 persen total kalori harian.
5.    Merokok
Sementara di AS semakin menurun, jumlah perokok di Indonesia justru semakin meningkat. Padahal sudah ada peringatan dalam iklan rokok bahwa merokok itu bikin mandul, berisiko kena stroke, serangan jantung, kanker, dan lain-lain. Kulit pun jadi mudah berkerut kalau Anda merokok.
6.    Menghirup udara terpolusi
Udara yang terpolusi dapat menyebabkan batuk-batuk dan mata terbakar. Ini terkait dengan serangan asma dan penyakit saluran pernapasan. Bila Anda tinggal atau bekerja di lingkungan berudara buruk, usahakan tinggal di dalam ruangan lebih sering.
7.    Sering kena sinar matahari
Sering terpapar sinar matahari berisiko kena kanker kulit. Kena sinar matahari juga membuat kulit wajah jadi mudah berkeriput. Batasi agar tidak terlalu sering terpapar sinar matahari terutama di atas pukul 09.00 sampai 17.00. Jika terpaksa harus berpanas-panas ria, lindungi kulit dengan tabir surya ber-SPF paling tidak 15 untuk mengurangi risiko kanker kulit dan keriput.
8.    Kurang tidur
Jika Anda sering kurang tidur, waspadalah. Kurang tidur terkait dengan kegemukan, diabetes, tekanan darah tinggi, dan masalah memori, bahkan pada orang dewasa muda. Usahakan agar ruang tidur jadi tempat yang nyaman dan hanya untuk tidur. Pindahkan televisi dari ruang tidur ke ruang keluarga dan matikan lampu supaya tidur makin nyenyak.
9.    Kegemukan
Kelebihan berat badan meningkatkan risiko kena penyakit jantung, diabetes, dan kanker. Jangan pusing melihat banyak pilihan diet untuk menurunkan berat badan. Pilihlah diet yang paling sesuai dengan gaya hidup Anda, sehingga menjalaninya dengan senang dan tidak terbebani.
10.    Terlalu banyak gula
Kelebihan gula dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan mungkin penyakit jantung. Gula dalam makanan kecil dan kue-kue setara dengan 12 sendok teh sehari untuk diet 2.200 kalori pada orang dewasa. Itu belum termasuk gula yang terkandung dalam minuman sehari-hari. Karena itu, kurangi gula dan tak perlu tambahkan gula dalam minuman Anda. Pilih camilan buah-buahan ketika ngidam makanan manis.  
Sumber : Tabloid Gaya Hidup Sehat